Segudang Manfaat Menjadi Muslim Bertakwa

Segudang Manfaat Menjadi Muslim Bertakwa, beriman saja tidaklah cukup untuk seorang muslim. Agar keislamannya sempurna, haruslah keimanan sseorang muslim itu diiringi dengan ketakwaan. Karena jika seseorang beriman tanpa bertakwa, bisa saja ia rajin beribadah namun tetap bermaksiat karena ia tidak memiliki rasa takut kepada Allah SWT. Dalam kitab Tahdziibul Aatsaar karya Imam ath-Thabari dijelaskan, kata ittaqi (bertakwalah) memiliki makna khasyyatullaah wam-titsaalu awaamirihi wajtinaabu nawaahiihi (takut kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya).

Sebagian besar orang mengaku bahwa dirinya telah bertakwa kepada Allah SWT. Ia seolah-olah yakin tingkatan takwa itu memanglah sudah pantas diraihnya. Dalam Al-Quran takwa secara umum berarti mencegah diri dengan menggunakan tameng atau perisai dari suatu yang membahayakan diri sendiri. Kata-kata fattaqunnar berarti cegahlah dirimu dari api. Dan yang dimaksud oleh Al-Quran ialah api neraka. Penjelasannya ialah “Jadikanlah antara kamu dengan api neraka perisai dari amal shaleh.”
 
 Jadi arti takwa di sini ialah menjauhkan diri dari api neraka, atau dengan arti lain, bila terjadi kobaran api karena kebakaran atau lainnya, api disiram dengan air sampai padam atau dijauhi sampai api padam sendiri. Arti kata Ittaqullah bukah jauhi Allah tetapi jauhi siksa Allah atau jahui murka Allah atau cegahlah dirimu dari azab Allah atau jadikan perisai dari ketaatan dan kepatuhan kepada Allah untuk mencegah dirimu dari azab-Nya.

Adapun taqwa dalam pengertian bahasa berarti balasan, atau penghalang yang mencegah seseorang dari hal yang ditakutinya. Takwa kepada Allah SWT berarti membuat penghalang antara diri pribadi dengan siksa-Nya. Sifat takwa bisa dimiliki dengan menaati perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal dan Abu Dzar Jundub bin Junadah. Rasulullah SW bersabda, “Bertakwalah kepada Allah SWT di mana pun kamu berada. Iringilah setiap keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapusnya. Dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak terpuji,” (HR. Tirmidzi).

Dalam hadits ini Rasulullah SAW memberi kiat untuk memelihara kadar ketakwaan dalam diri dengan selalu melakaukan kebaikan. Sebab, kadar ketakwaan seseorang kepada Allah SWT terbentuk oleh besar kecilnya rasa takut kepada-Nya. Semakin besar rasa takutnya kepada Allah SWT, akan semakin tiggi derajat ketakwaannya. Sekecil apa pun kedua sifat ini bersemayam dalam hati seseorang, akan bisa mempengaruhi kedudukan di sisi Allah SWT dan membentuk corak warna kepribadiannya.

Dalam kitab Sunan an-Nasa’i disebutkan, Rasulullah SAW bercerita, “Ada seseorang dari umat sebelum kalian yang berprasangka buruk terhadap amal perbuatannya sendiri. Ketika tiba ajalanya, dia berpesan kepada keluargnya, ‘Jika aku mati, bakarlah jasadku hingga menjadi abu. Kemudian buanglah ke laut. Sungguh, jika Allah mendapatiku, Dia tidak akan mengampuniku.’ Lalu Allah SWT menyuruh malaikat untuk mendatangkan ruhnya dan bertanya, ‘Apa yang membuatmu melakukan hal demikian?’ Orang itu menjawab, ‘Wahai Rabbku, aku tidak melakukannya kecuali karena aku takut terhadap-Mu.’ Kemudian Allah SWT mengampuninya.”

Orang yang dalam hatinya terdapat rasa takut kepada Allah SWT walau sekecil atom sekali pun, akan meraih kemuliaan derajat di sisi Allah SWT beserta ampunan dan rahmat-Nya. Tidak ada kemualiaan yang lebih tinggi dari kemuliaan derajat di sisi Allah SWT.

Ada sebuah ungkapan menarik yang menyatakan, “Seseorang yang terhina di mata Allah akan tetap hina, meski seluruh manusia di muka bumi memuliakannya. Sebaliknya, seseorang yang hina di hadapan manusia tetapi dia mulia di sisi Allah SWT, meski pun seluruh manusia di muka bumi menghina dan mencemoohnya, dia tetap mulia dan terhormat.”

ALLAH telah memerintahkan hamba-hambaNya untuk senantiasa bertakwa kepada Allah. Perintah ini tertuang dalam firmanNya, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepadaNya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)

Menurut Ibnul Qayyim, hakikat takwa adalah melaksanakan ketaatan kepada Allah berdasarkan keimanan dan keikhlasan. Hal ini berlaku baik dalam perintah maupun larangan. Maka, hamba yang bertakwa akan melakasanakan perintah Allah berdasarkan keimanan pada perintah dan mebenarkan janjiNya, serta meninggalkan larangan Allah berdasarkan keimanan pada larangan dan merasa takut akan siksaNya. Takwa memiliki banyak faidah dan manfaat, di antaranya:

1. Mendatangkan rahmat Allah
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, ‘Takutlah kamu akan siksa yang di hadapanmu dan siksa yang akan datang supaya kamu mendapat rahmat,’ (niscaya mereka berpaling).” (QS. Yasin : 45)

2. Allah akan memberikan jalan keluar kepada pelakunya
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya di akan mengadakan baginya jalan keluar.” (QS. Ath-Thalaq : 2)

3. Allah akan memberi rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka
“Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.” (QS. Ath-Thalaq: 3)

Ukuran kemuliaan bukan pada harta, pangkat dan jabatan, atau pun garis keturunan. Tidak juga diukur dari popularitas dan ketenaran yang membuat seseorang dikenal oleh banyak orang. Kehormatan dan kemuliaan hakiki adalah yang diraih seseorang di sisi Allah SWT, karena itulah jaminan kebahagiaannya di dunia dan akhirat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Segudang Manfaat Menjadi Muslim Bertakwa"

Posting Komentar