Anjuran Meningkatkan Iman di Bulan Ramadhan

Iman adalah energi yang kuat yang terus mendorong orang-orang beriman untuk terus beribadah, beramal, berdakwah dan berjihad kemudian memberi manfaat sebesar-besarnya kepada umat manusia sesuai dengan tingkatan orang beriman dan sesuai dengan asupan ruhiyah imaniyah yang dicapainya. Untuk menjadi muslim sejati pada era modern ini, mungkin yang bisa dilakukan adalah dengan melibatkan ajaran Tuhan yang besumber dari Alquran dan hadits ke dalam seluruh aktivitas kehidupan manusia.

Memahami ajaran Islam hendaknya mulai dari hal yang terkecil, hingga yang terbesar. Dari bagian-bagiannya, hingga keseluruhannya. Sehingga, saat mengamalkan nanti bisa mengetahui dasar hukum dan kaifiyahnya secara benar dan baik. Kadang amal yang terlihat besar, belum tentu memberikan kebaikan dan keselamatan pada dirinya. Lantaran, tidak berlandaskan keimanan dan kemurnian hati. Dan sebaliknya, amal yang terlihat sederhana mampu memberikan kebaikan dan keselamatan pada diri seseorang dikarenakan berlandaskan keimanan dan kemurnian hati.

Rasulullah saw. Bersabda, “Siapa yang pagi ini puasa?”  Abu Bakar ra. menjawab, “Saya, Rasul bertanya, “Siapa yang pagi ini sudah mengantar jenazah ke kuburan?” Abu Bakar ra. menjawab, “Saya, Rasul saw. bertanya, “Siapa yang pagi hari ini telah memberi makan orang miskin? “Abu Bakar ra. menjawab, “Saya, Rasul saw. bertanya, “Siapa yang pagi hari ini menengok orang sakit?” Abu Bakar ra. menjawab, “Saya”. Maka Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah (semua perbuatan baik itu) terkumpul pada seseorang pasti dia akan masuk surga”. (HR Muslim)

Mereka ibarat pohon berbuah yang dilempari batu oleh sang pelempar, tetapi pohon itu melempari buahnya bagi manusia. “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat”. (Ibrahim 24-25)

Berkata Imam Hasan Al-Bashri, “Keimanan bukanlah angan-angan tetapi keyakinan yang kokoh dalam hati dan dibuktikan oleh amal”

Keimanan merupakan daya dorong atau motivasi internal yang senantiasa menggerakkan orang yang beriman untuk senantiasa beramal dan beramal. Segala produktifitas kebaikan dilahirkan oleh orang-orang beriman, sesuai dengan kekuatan keimanan tersebut. Puncaknya terjadi pada diri Rasulullah saw., sahabat, tabiin dan tabiit tabiin. Merekalah generasi terbaik dari umat ini. Rasul saw. Bersabda, "Sebaik-baiknya manusia adalah di masaku, kemudian masa berikutnya, kemudian masa berikutnya” (HR Bukhari dan Muslim).

Apa yang dicontohkan oleh sahabat mulia Abu Bakar ra adalah bukti nyata betapa produktifnya beliau dalam waktu yang masih relatif pagi telah memborong amal shalih, puasa sunnah, mengantar jenazah, memberi makan orang miskin dan menengok saudaranya seiman yang sakit. Dan itu dilakukan diluar Ramadhan.

Orang-orang beriman adalah orang-orang yang memahami tugas dan risalahnya kemudian melaksanakan tugas dan risalah atau misinya tersebut. Mereka mengetahui bahwa hidup di dunia ini sementara dan kemudian seluruh perbuatannya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Taala, sebagaimana yang disebutkan dalam surat Al-Zalzalah 6-8:

“Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula”.

Kualitas keislaman seseorang adalah sejauh mana dia mampu melaksanakan amal-amal berkualitas dalam pandangan Islam dan meninggalkan perbuatan yang tidak berguna apalagi mengandung dosa. Rasulullah saw. bersabda, “Di antara kesempurnaan Islam seseorang adalah ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna”. Sedangkan hidup ini adalah kumpulan dari hari-hari, maka sangat merugilah orang yang menyia-nyiakan waktunya.

Jatidiri keimanan akan senantiasa mendorong dan memotivasi orang beriman untuk senantiasa beramal, merespon setiap tugas dengan cepat dan berlomba dalam melaksanakan setiap kebaikan. Dan itu akan dilakukan setiap saat, bukan hanya waktu-waktu tertentu, seperti di bulan Ramadhan.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Anjuran Meningkatkan Iman di Bulan Ramadhan"

Posting Komentar