Al-Quran Berbicara Tentang Makna Kehidupan

Al-Quran Berbicara Tentang Makna Kehidupan, Allah SWT memperlihatkan salah satu kekuasaan-Nya berupa kapal yang berlayar di lautan. Kapal itu dapat berlayar mengarungi samudera berkat nikmat dari Allah. "Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi setiap orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur". (Luqman: 31).

Perumpamaan sebuah kapal dapat dipahami, bukankah kehidupan layaknya mengendarai kapal yang sedang terapung mengarungi samudera kehidupan? Sebelum digunakan mengarungi samudera, kapal haruslah dipersiapkan dengan baik. Misalnya, dibuat dengan bahan-bahan berkualitas tingi, yaitu berupa amal saleh (suatu perbuatan yang bukan sekadar baik, tapi perbuatan baik yang sesuai dengan aturan-aturan agama). Kita berusaha memilih perbuatan yang bukan saja baik untuk diri kita, tapi baik untuk kepentingan orang lain.


Allah memberikan contoh kapal sebagai tanda kekuasaan-Nya untuk kita jadikan pelajaran bagi kehidupan. Kapal juga harus dibangun oleh ahlinya. Bila kapal dibuat oleh sembarang orang, pasti dalam waktu yang tidak lama kapal itu akan rusak dan membahayakan bagi kehidupan kita. Rasulullah SAW pernah berpesan, kalau suatu urusan itu diserahkan kepada seseorang yang bukan ahlinya, maka tunggu saja saat kehancurannya.

Selanjutnya, kapal tadi harus dijalankan oleh seorang yang mengerti cara mengendalikan kapal, tahu ke mana tujuan kapal, memahami seluk beluk samudera yang dilalui, dan menguasai ilmu yang terkait dengan pelayaran.

Demikian pula kapal kehidupan yang dibangun, harus dijalankan oleh orang yang baik. Kapal kehidupan yang akan mengantarkan kita pada kehidupan yang kekal dan abadi, tidak mungkin diserahkan kepada seorang pemimpin yang bodoh, egois, dan tiran. Kita mesti memilih pemimpin yang adil, memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, visi dan misi jelas, jujur, dan mendahulukan kepentingan penghuni kapal.

Dalam mengarungi samudera, para penumpang kapal tidak selamanya berada dalam kondisi yang tenang. Tidak jarang ombak gulung-gemulung menyerang, badai dahsyat menghantam, dan karang tajam menghadang. Dalam kondisi seperti inilah para pemimpin harus mampu menenangkan para penumpang dan menjamin keselamatan mereka. Dalam konteks beragama, penyelamatan penumpang itu, antara lain, dengan menyeru manusia kembali kepada Allah, dan berusaha mendekatkan diri kepada-Nya sedekat-dekatnya.

Manusia yang paling berbahagia adalah yang paham untuk apa hidup di dunia ini. Sadar atau tidak, kehidupan di dunia ini adalah kesempatan satu-satunya namun sekaligus juga terakhir kalinya. Memang sebentar, tetapi menentukan keadaan kita selama-lamanya. Sungguh, setiap detik yang berlalu tidak akan pernah mampu diulangi lagi.

Kepastiannya adalah kehidupan di akhirat selama-lamanya! Sementara, waktu untuk mengumpulkan bekal di akhirat terlalu sebentar. Lantas bisakah main-main? Sekali gagal dalam kesempatan yang sebentar maka akan gagal selamanya. Ingat, menyesal di akhirat tidak akan pernah ada gunanya. Kalau ingin menyesal, sekarang mumpung hidup masih ada.

Karena itu taatilah Allah, segera sungguh-sungguh bertaubat, jangan lambat, karena kematian selalu datang secara tiba-tiba! Maknakan dan selami arti hidup ini. Ketahuilah, tujuan hidup hanya mencari ridha Allah. “Padahal, mereka hanya diperintah  menyembah Allah dengan ikhlas menaatinya….” (baca QS al-Bayyinah, 98:5)

Peranan hidup adalah sebagai khalifah Allah di muka bumi ini. “Dan, ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Aku hendak menjadikan (manusia sebagai) khalifah di muka bumi.'”  (baca QS al-Baqarah, 2:30).

Tugas hidup adalah semata mengabdi hanya kepada Allah. “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar beribadah kepada-Ku,” (QS Adz Dzariyat, 51: 56). Adapun pedoman hidup adalah Alquran. Untuk dan demi tertibnya hidup yang berdurasi singkat ini maka memiliki pedoman adalah sebuah keniscayaan. Dan, pedoman yang paling haq itu adalah Alquran. (baca QS al-Baqarah, 2:2).

Teladan hidup adalah sosok tercinta yang dirindukan, yaitu Nabi Muhammad SAW. “Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu….” (QS al-Ahzab, 33:21).

Teman hidup adalah orang-orang beriman (QS al-Hujarat, 49:10). Alat hidup adalah harta, takhta, dan semua potensi (QS al-Qashash, 28:77). Adapun musuh hidup adalah setan dan seluruh pengikutnya (QS Yasin, 36:60).

Sementara, orientasi hidup adalah keselamatan di akhirat, “Sesungguhnya kehidupan di dunia ini adalah kesenangan sementara dan sesungguhnya kehidupan akhirat adalah daarul qaraar , rumah selama-lamanya.” (QS al-Mu'min, 40:39).

Bukan hanya dalam kondisi kesempitan, dalam kelapangan pun pemimpin juga terus harus mengingatkan rakyatnya. Sudah menjadi kecenderungan, ketika harta telah diraih, kepandaian telah dikuasai, jabatan dan kekuasaan telah didapat, dan segala nikmat dirasakan, seringkali Allah kita lupakan, ibadah kita ditinggalkan. Kita lupa bersyukur. Kita lupa bahwa kapal kehidupan ini berlayar di atas samudra Allah Sang Maha Kuasa.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Al-Quran Berbicara Tentang Makna Kehidupan "

Posting Komentar